Rabu, 27 Maret 2013

KETIKA TUHAN TAMPAK JAUH



KETIKA TUHAN TAMPAK JAUH - WHEN GOD SEEMS DISTANT-(Mzm 22:1-3)
By:Pdm.Arnas Bawohang

TUHAN itu nyata dan ada, tidak peduli bagaimana perasaan kita.

Mudah untuk menyembah TUHAN ketika segalanya berjalan dengan baik dalam hidup kita.

Tingkat terdalam dari penyembahan adalah:
-memuji TUHAN meskipun menderita,
-mengucap syukur kepada TUHAN dalam pencobaan,
-percaya kepada-Nya ketika dicobai,
-berserah sementara menderita,dan
-mengasihi-Nya ketika Ia tampak jauh.

Persahabatan sering diuji oleh perpisahan dan kesunyian;seringkali kita terpisah oleh jarak fisik atau kita tidak bisa bicara.

Phillip Yancey dengan bijaksana menulis,"Hubungan apapun melibatkan waktu kedekatan dan waktu berjauhan, dan dalam suatu hubungan dengan TUHAN,betapapun akrabnya,
seperti ayunan akan berayun dari satu sisi ke sisi yang lain."-----Saat itulah penyembahan menjadi sulit.

Untuk mendewasakan persahabatan, TUHAN akan mengujinya dengan periode-periode
perpisahan seolah-olah kita mengalami saat-saat ketika rasanya Ia telah menelantarkan atau melupakan kita.

Daud sering mengeluhkan ketidakhadiran TUHAN.
Tentu TUHAN tidak benar-benar meninggalkan Daud, dan Ia tidak meninggalkan kita.
Ia telah berjanji berulang kali, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau menelantarkanmu."
------------------------------------------------
Tapi TUHAN tidak menjanjikan "kita akan selalu merasakan kehadiran-Nya".
------------------------------------------------
Kenyataannya,kita mengakui bahwa kadang-kadang Ia
menyembunyikan wajahnya dari kita.

Hal itu menyakitkan dan mendukakan, tapi mutlak bagi perkembangan iman kita.

Ketika TUHAN tampak jauh, kita mungkin merasa bahwa Ia marah atau menghukum kita oleh karena suatu dosa.
Memang dosa memutuskan hubungan persekutuan yang akrab antara kita dan TUHAN.
Tapi seringkali perasaan terlantar atau terasing dari TUHAN ini tidak ada hubungannya dengan dosa.
********************************
Hal itu adalah sebuah ujian iman - satu [ujian] yang kita semua harus hadapi:
********************************
Akankah kita terus mengasihi, percaya, taat, dan menyembah TUHAN, bahkan ketika kita tidak merasakan kehadiran-Nya atau melihat dgn mata pekerjaan-Nya dalam hidup kita?

Ketika kita adalah bayi Kristen, TUHAN memberi kita banyak emosi-emosi menguatkan dan sering
menjawab doa-doa kita yg paling kekanak-kanakan dan egois - agar kita tahu Ia ada.
===============================
Tapi ketika kita bertumbuh dalam iman, Ia akan menyapih kita dari ketergantungan-ketergantungan ini.
================================
Situasi-situasi yang paling akan menekan iman kita adalah saat-saat ketika hidup berantakan dan
TUHAN tidak dapat ditemukan.
Ini terjadi pada Ayub.
Dalam satu hari ia kehilangan segalanya -keluarganya, bisnisnya, kesehatannya, dan segala harta miliknya.
------------------------------------------------
''Yang paling melemahkan - dalam
37 pasal, TUHAN tidak berkata apa-apa!''
-----------------------------------------------
Bagaimana kita menyembah TUHAN ketika kita tidak mengerti apa yang sedang terjadi dalam
hidup kita dan TUHAN diam? Bagaimana kita tetap memandang Yesus ketika mata kita penuh airmata?

Apa yang Ayub lakukan: "Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur
kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari
kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi,
TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Katakan kepada TUHAN tepat bagaimana yang anda rasakan. Curahkan isi hatimu kepada TUHAN.
TUHAN dapat mengatasi keraguan, kemarahan, ketakutan, duka, kebingungan, dan pertanyaan-pertanyaanmu.

Fokus pada siapa TUHAN itu- kodrat-Nya yang tidak berubah.

Ingatkan diri kita pada apa yang kita ketahui benar tentang TUHAN: Ia baik, Ia mengasihiku, Ia
bersertaku, Ia tahu apa yang kualami, Ia peduli, dan Ia punya sebuah rencana yang baik bagi
hidupku.

Percaya TUHAN memegang janji-janji-Nya. Dalam waktu kekeringan rohani kita harus dengan
sabar mengandalkan janji-janji TUHAN, bukan emosi-emosi kita, dan sadarlah bahwa Ia sedang
membawa kita ke suatu tingkat kedewasaan yang lebih dalam.

Sebuah persahabatan yang
berdasarkan emosi sesungguhnya adalah dangkal.

Ingat apa yang TUHAN telah lakukan bagimu. Anak Allah mati bagimu!
Ini adalah alasan terbesar bagi penyembahan. Yesus memberikan segalanya agar kita bisa memiliki segalanya.
Itu saja sudah layak bagi ucapan syukur dan pujian terus-menerus. Jangan pernah lagi mencari-cari
apa yang harus kita syukuri.

------------------------------------------------

Pokok renungan:
TUHAN itu nyata dan tetap ada,bagaimanapun perasaanku.
Ayat hafalan: Ibrani 13:5
Pertanyaan renungan: Bagaimana kita dapat tetap fokus pada kehadiran TUHAN, terutama ketika Ia
terasa jauh?
------------------------------------------------
Lagu: ''Bapa yg Setia''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog ini dibuat hanya untuk memberkati dan bukan tempat berdebat.