KETIKA TUHAN TAMPAK JAUH - WHEN GOD
SEEMS DISTANT-(Mzm 22:1-3)
By:Pdm.Arnas Bawohang
TUHAN
itu nyata dan ada, tidak peduli bagaimana perasaan kita.
Mudah
untuk menyembah TUHAN ketika segalanya berjalan dengan baik dalam hidup kita.
Tingkat
terdalam dari penyembahan adalah:
-memuji
TUHAN meskipun menderita,
-mengucap
syukur kepada TUHAN dalam pencobaan,
-percaya
kepada-Nya ketika dicobai,
-berserah
sementara menderita,dan
-mengasihi-Nya
ketika Ia tampak jauh.
Persahabatan
sering diuji oleh perpisahan dan kesunyian;seringkali kita terpisah oleh jarak
fisik atau kita tidak bisa bicara.
Phillip
Yancey dengan bijaksana menulis,"Hubungan apapun melibatkan waktu
kedekatan dan waktu berjauhan, dan dalam suatu hubungan dengan TUHAN,betapapun
akrabnya,
seperti
ayunan akan berayun dari satu sisi ke sisi yang lain."-----Saat itulah
penyembahan menjadi sulit.
Untuk
mendewasakan persahabatan, TUHAN akan mengujinya dengan periode-periode
perpisahan
seolah-olah kita mengalami saat-saat ketika rasanya Ia telah menelantarkan atau
melupakan kita.
Daud
sering mengeluhkan ketidakhadiran TUHAN.
Tentu
TUHAN tidak benar-benar meninggalkan Daud, dan Ia tidak meninggalkan kita.
Ia
telah berjanji berulang kali, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau
menelantarkanmu."
------------------------------------------------
Tapi
TUHAN tidak menjanjikan "kita akan selalu merasakan kehadiran-Nya".
------------------------------------------------
Kenyataannya,kita
mengakui bahwa kadang-kadang Ia
menyembunyikan
wajahnya dari kita.
Hal
itu menyakitkan dan mendukakan, tapi mutlak bagi perkembangan iman kita.
Ketika
TUHAN tampak jauh, kita mungkin merasa bahwa Ia marah atau menghukum kita oleh
karena suatu dosa.
Memang
dosa memutuskan hubungan persekutuan yang akrab antara kita dan TUHAN.
Tapi
seringkali perasaan terlantar atau terasing dari TUHAN ini tidak ada
hubungannya dengan dosa.
********************************
Hal
itu adalah sebuah ujian iman - satu [ujian] yang kita semua harus hadapi:
********************************
Akankah
kita terus mengasihi, percaya, taat, dan menyembah TUHAN, bahkan ketika kita
tidak merasakan kehadiran-Nya atau melihat dgn mata pekerjaan-Nya dalam hidup
kita?
Ketika
kita adalah bayi Kristen, TUHAN memberi kita banyak emosi-emosi menguatkan dan
sering
menjawab
doa-doa kita yg paling kekanak-kanakan dan egois - agar kita tahu Ia ada.
===============================
Tapi
ketika kita bertumbuh dalam iman, Ia akan menyapih kita dari
ketergantungan-ketergantungan ini.
================================
Situasi-situasi
yang paling akan menekan iman kita adalah saat-saat ketika hidup berantakan dan
TUHAN
tidak dapat ditemukan.
Ini
terjadi pada Ayub.
Dalam
satu hari ia kehilangan segalanya -keluarganya, bisnisnya, kesehatannya, dan
segala harta miliknya.
------------------------------------------------
''Yang
paling melemahkan - dalam
37
pasal, TUHAN tidak berkata apa-apa!''
-----------------------------------------------
Bagaimana
kita menyembah TUHAN ketika kita tidak mengerti apa yang sedang terjadi dalam
hidup
kita dan TUHAN diam? Bagaimana kita tetap memandang Yesus ketika mata kita
penuh airmata?
Apa
yang Ayub lakukan: "Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan
mencukur
kepalanya,
kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar
dari
kandungan
ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi,
TUHAN
yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Katakan
kepada TUHAN tepat bagaimana yang anda rasakan. Curahkan isi hatimu kepada
TUHAN.
TUHAN
dapat mengatasi keraguan, kemarahan, ketakutan, duka, kebingungan, dan
pertanyaan-pertanyaanmu.
Fokus
pada siapa TUHAN itu- kodrat-Nya yang tidak berubah.
Ingatkan
diri kita pada apa yang kita ketahui benar tentang TUHAN: Ia baik, Ia
mengasihiku, Ia
bersertaku,
Ia tahu apa yang kualami, Ia peduli, dan Ia punya sebuah rencana yang baik bagi
hidupku.
Percaya
TUHAN memegang janji-janji-Nya. Dalam waktu kekeringan rohani kita harus dengan
sabar
mengandalkan janji-janji TUHAN, bukan emosi-emosi kita, dan sadarlah bahwa Ia
sedang
membawa
kita ke suatu tingkat kedewasaan yang lebih dalam.
Sebuah
persahabatan yang
berdasarkan
emosi sesungguhnya adalah dangkal.
Ingat
apa yang TUHAN telah lakukan bagimu. Anak Allah mati bagimu!
Ini
adalah alasan terbesar bagi penyembahan. Yesus memberikan segalanya agar kita
bisa memiliki segalanya.
Itu
saja sudah layak bagi ucapan syukur dan pujian terus-menerus. Jangan pernah
lagi mencari-cari
apa
yang harus kita syukuri.
------------------------------------------------
Pokok
renungan:
TUHAN
itu nyata dan tetap ada,bagaimanapun perasaanku.
Ayat
hafalan: Ibrani 13:5
Pertanyaan
renungan: Bagaimana kita dapat tetap fokus pada kehadiran TUHAN, terutama
ketika Ia
terasa
jauh?
------------------------------------------------
Lagu:
''Bapa yg Setia''
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Blog ini dibuat hanya untuk memberkati dan bukan tempat berdebat.