Berlari
Glenn Cunningham
berumur delapan tahun ketika ia mengalami kecelakaan. Ia dan kakaknya Floyd
sedang menyalakan tungku pemanas sekolah ketika tiba-tiba tungku tersebut
meledak dan menewaskan Floyd. Glenn sedang berada di pintu sehingga ia selamat,
tapi ketika menyadari bahwa Floyd masih di dalam, Glenn berlari masuk untuk
menyelamatkannya. Ia gagal, bahkan kedua kakinya terbakar hebat. Kedua kakinya
menjadi lumpuh dan tidak bisa merasakan apa pun. Dokter menyarankan agar kedua
kakinya diamputasi, tapi sambil menangis Glenn memohon agar kakinya tidak
dipotong. Orang tuanya tidak tega dan menuruti keinginannya sehingga kakinya
selamat dari amputasi. Dalam hatinya, Glenn bertekad suatu saat ia akan dapat
berjalan lagi. Kedua kaki Glenn bengkok dan semua jari kaki kirinya hilang.
Setelah perban dibuka, kedua orang tuanya bergiliran mengurut kakinya setiap
hari meskipun hampir tak ada perubahan. Tapi beberapa bulan kemudian Glenn
mencoba berdiri dan berjalan dengan dibantu oleh ayahnya. Kakinya tetap diurut
setiap hari dan kemudian Glenn Cunningham, yang tadinya kata dokter ‘tidak
mungkin dapat berjalan lagi’, kini bisa berjalan. Glenn masih merasa kakinya
lemah sehingga ia ingin menguatkan kakinya. Ia mulai berlari pada setiap
kesempatan. Ia berlari ke sekolah, ia berlari ketika mengikuti paduan suara, ia
berlari ke toko daging, ia berlari di lapangan, ia berlari mencari kayu bakar
dan berlari pulang dengan kedua tangan penuh kayu. Ia tidak pernah berjalan
apabila ia bisa berlari. Lima tahun kemudian, ketika berumur 13 tahun, ia
memenangkan gelar juara lari di Morton County Fair. Sejak itu ia semakin sering
mengikuti kejuaraan lari dan selalu berhasil menjadi pemenang. Glenn Cunningham
menjadi juara lari bukan karena kakinya kuat, bahkan kaki itu pernah hampir
dibuang. Glenn menjadi juara karena ia berlari pada saat semua orang berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Blog ini dibuat hanya untuk memberkati dan bukan tempat berdebat.