Rabu, 27 Maret 2013

Doa Yabes



Doa Yabes menyebabkan Yabes dipulihkan oleh Allah dan Yabes menjadi orang yang dimuliakan


1 Tawarikh 4 : 9 – 10 … Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya : ” Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan .” (10) Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya : ” Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku , dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku ! ” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. …

Nama Yabes bisa diartikan sebagai kesedihan … bisa diartikan sebagai kesusahan … bisa juga diartikan sebagai kemalangan … dan diketahui, bahwa ternyata arti dari sebuah nama di dalam Alkitab, memang berbicara tentang karakter atau masa depan dari orang yang menyandang nama tersebut …

Bagi Tuhan nama memang mempunyai arti yang sangat penting  … oleh karena itu Tuhan tidak pernah memberikan nama kepada seseorang secara sembarangan / seenaknya … beberapa kali telah terbukti  bahwa Tuhan  mengganti nama seseorang karena dianggap nama itu kurang tepat untuk orang tersebut , dan ketika Tuhan memberikan nama yang baru kepada seseorang, maka memang arti dari nama itulah yang Tuhan inginkan terjadi pada orang tersebut … Contohnya Abram menjadi Abraham, Simon menjadi Petrus.

Pada jaman itu orang-orang sudah memahami arti dari sebuah nama … sehingga nama Yabes pun diberikan ibunya dengan tidak terlepas dari arti yang ada dalam nama tersebut … dan nama tersebut dalam 1 Tawarikh 4 : 9 diberikan ibunya kepadanya karena dia telah melahirkannya dengan kesakitan … mungkin proses persalinan yang sangat lama yang dialami oleh sang ibulah yang kemungkinan besar menyebabkan sang ibu melahirkan dengan kesakitan, dan kemungkinan pula akibat proses persalinan yang sangat  lama yang dialami oleh sang ibu tersebut telah menyebabkan bayi Yabes pun mengalami kesakitan yang sama, sehingga bisa jadi Yabes terlahir dengan menderita sakit atau setidaknya Yabes terlahir di bawah kondisi kurang normal …

Namun Yabes ternyata tidak menyerah kepada keadaan yang tidak mengenakkan yang membelit hidupnya tersebut Ia tidak mau menyerah kepada nasib yang membelit kehidupannya hanya karena nama yang diberikan ibunya. Ia mau maju dan mengubah nasibnya dengan mempercayakan dirinya kepada Tuhan. Ia yakin kalau Tuhan itu bisa membelah lautan, maka Ia juga pasti akan sanggup untuk menolong dirinya melakukan terobosan. Karena iman itulah maka walaupun semuanya kelihatan begitu buruk bagi dia, Yabes dengan tidak ragu-ragu mengajukan doa yang sangat tidak biasa untuk masa itu. Yabes serius berseru agar TUHAN menyertai dan melindungi sehingga bebas dari malapetaka dan penderitaan. Doanya lahir dari kondisi yang terjepit dan dipanjatkan dengan tulus dan iman bahwa TUHAN mendengar dan menjawab sekalipun sekeliling berprasangka yang buruk. Doa yang sangat berani !! Lebih jauh lagi, sama pentingnya bagi kita untuk tetap mendekat kepada Tuhan dan bergantung pada pertolongan-Nya serta tuntunan-Nya di sepanjang hidup kita. Yabes dengan jelas tahu dan berdoa secara khusus kepada yang melindunginya dari kejahatan dan sakit yaitu Tuhan. Pada akhirnya, dengan jelas dijelaskan bahwa Tuhan mengabulkan doa tersebut.

Adalah penting juga bagi kita untuk melihat bahwa Yabes begitu bersungguh – sungguh di dalam permohonannya kepada Tuhan : ” Dia berseru kepada Allah Israel.” Tuhan ingin mendengar bahwa kita membutuhkan-Nya melalui doa yang sungguh – sungguh. Yesus mengajarkan kita untuk meminta di dalam Matius 7:7-8, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”
Berikut adalah lebih jauh lagi dengan isi doa Yabes. Yabes memohon Tuhan memberkatinya. Dalam bahasa Ibrani ’im-barek tebarakeni,  arti ’im-tebarakeni  adalah menyatakan keinginan. Maka ’im-barek tebarakeni boleh diterjemahkan “berkati aku, berkatilah!”
Pengulangan akar kata kerja yang sama dimaksudkan untuk menegaskan permintaan. BIS “Ya Allah, berkatilah aku. Terjemahan TB (“Kiranya Engkau memberkati berlimpah-limpah”) memberikan tekanan pada berkat yang berlimpah-limpah.
 Dengan berdoa ’im-barek tebarakeni, seolah-olah Yabes berkata, “Tuhan berkatilah aku, lakukanlah sekarang!”. Seakan-akan tanpa Tuhan memberkati, Yabes tidak tahu lagi harus mengandalkan siapa. Doa Yabes tidak basa-basi. Doa basa-basi adalah di mulut mengatakan “Tuhan berkatilah aku,” namun doa itu tidak disertai hati yang sungguh-sungguh berharap. Bila diberkati, baik. Bila tidak, juga tidak apa-apa. Sejujurnya orang yang berdoa cuma basa-basi tidak merasa hidupnya bergantung pada berkat Tuhan. Ia masih bisa berharap pada sumber-sumber lain yang kelihatan seperti kekayaan, kepintaran, posisi tinggi, kenalan orang penting, dan seterusnya.
Tetapi Yabes tidak bisa demikian. Tampaknya ia tidak punya pilihan lain. Diberkati Tuhan atau nasibnya akan tetap sakit seperti diisyaratkan dari nama pemberian ibunya. Tidak ada jalan lain selain mengandalkan Tuhan.
 Ia minta Tuhan memberkatinya. Ia berdoa untuk dirinya sendiri. Itu bukan ungkapan egoisme, tetapi ungkapan iman yang mengandalkan Tuhan. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer. 17:7-8).
Relevansi Doa Yabes
Begitulah Yabes memohon hidupnya diberkati dan itu menjadi kenyataan. Di telinga orang Israel, sungguh aneh orang bernama Yabes yang mestinya akrab dengan sakit-sakitan namun akhirnya menjadi lebih terhormat melebihi saudara-saudaranya. Kenyataan hidupnya paradoks dengan arti namanya. Dan, kunci sukses Yabes adalah karena ia mempunyai doa yang berani dan Tuhan mengabulkan doanya. Hidup Yabes berubah karena Tuhan mengabulkan doanya. Kendati penerapan doa Yabes tidak sama persis untuk masa kini yang konteksnya berbeda,namun secara prinsip doa Yabes tetap relevan.
Ada dua prinsip yang melandasi doanya.
 Pertama, ia mendoakan diri sendiri. Tindakan itu tidak egois bila ada keperluannya seperti Yabes. Janji pertama Allah kepada Abraham adalah memberkatinya, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat” (Kej. 12:2). Maka, minta diberkati agar hidup dapat menjadi berkat sama sekali tidak salah. Sebelum menjadi berkat, kita harus diberkati dulu.
Kedua, kesederhanaan doa Yabes (minta diberkati) tidak berarti doa adalah perkara yang sederhana. Doa tidak pernah sederhana karena Allah, kepada siapa Yabes berdoa, adalah “Allah Israel.” Dalam doanya, Yabes menyapa dengan sebutan “Allah Israel,” sekaligus menggambarkan pengenalannya akan Allah nenek moyangnya, Allah yang dapat melakukan intervensi dalam sejarah hidup umat-Nya, Allah yang hidup dan berkuasa.
Ketika kita berdoa, pengenalan akan Allah adalah penting. Pengenalan itu seharusnya melandasi keyakinan kita dalam berdoa. Doa mesti disertai iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog ini dibuat hanya untuk memberkati dan bukan tempat berdebat.