Doa Yabes
menyebabkan Yabes dipulihkan oleh Allah dan Yabes menjadi orang yang dimuliakan
1 Tawarikh 4 : 9 – 10 … Yabes lebih
dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya
sebab katanya : ” Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan .” (10) Yabes
berseru kepada Allah Israel, katanya : ” Kiranya Engkau memberkati aku
berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku ,
dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku !
” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. …
Nama Yabes bisa diartikan sebagai kesedihan … bisa diartikan sebagai kesusahan … bisa juga diartikan sebagai kemalangan … dan diketahui, bahwa ternyata arti dari sebuah nama di dalam
Alkitab, memang berbicara tentang karakter atau masa depan dari orang yang
menyandang nama tersebut …
Bagi Tuhan nama memang mempunyai arti yang sangat
penting … oleh karena itu Tuhan tidak
pernah memberikan nama kepada seseorang secara sembarangan / seenaknya …
beberapa kali telah terbukti bahwa
Tuhan mengganti nama seseorang karena
dianggap nama itu kurang tepat untuk orang tersebut , dan ketika Tuhan
memberikan nama yang baru kepada seseorang, maka memang arti dari nama itulah
yang Tuhan inginkan terjadi pada orang tersebut … Contohnya Abram menjadi Abraham, Simon menjadi Petrus.
Pada jaman itu orang-orang sudah memahami arti dari sebuah
nama … sehingga nama Yabes pun diberikan ibunya dengan tidak terlepas dari arti
yang ada dalam nama tersebut … dan nama tersebut dalam 1 Tawarikh 4 : 9
diberikan ibunya kepadanya karena dia telah melahirkannya dengan kesakitan … mungkin
proses persalinan yang sangat lama yang dialami oleh sang ibulah yang
kemungkinan besar menyebabkan sang ibu melahirkan dengan kesakitan, dan
kemungkinan pula akibat proses persalinan yang sangat lama yang dialami oleh sang ibu tersebut
telah menyebabkan bayi Yabes pun mengalami kesakitan yang sama, sehingga bisa
jadi Yabes terlahir dengan menderita sakit atau setidaknya Yabes terlahir di
bawah kondisi kurang normal …
Namun Yabes ternyata tidak menyerah kepada keadaan
yang tidak mengenakkan yang membelit hidupnya tersebut … Ia tidak mau menyerah
kepada nasib yang membelit kehidupannya hanya karena nama yang diberikan
ibunya. Ia mau maju dan mengubah nasibnya dengan mempercayakan dirinya kepada
Tuhan. Ia yakin kalau Tuhan itu bisa membelah lautan, maka Ia juga pasti akan
sanggup untuk menolong dirinya melakukan terobosan. Karena iman itulah maka
walaupun semuanya kelihatan begitu buruk bagi dia, Yabes dengan tidak ragu-ragu
mengajukan doa yang sangat tidak biasa untuk masa itu. Yabes serius berseru agar TUHAN menyertai
dan melindungi sehingga bebas dari malapetaka dan penderitaan. Doanya lahir
dari kondisi yang terjepit dan dipanjatkan dengan tulus dan iman bahwa TUHAN
mendengar dan menjawab sekalipun sekeliling berprasangka yang buruk.
Doa yang sangat berani !! Lebih jauh lagi, sama pentingnya bagi kita untuk
tetap mendekat kepada Tuhan dan bergantung pada pertolongan-Nya serta
tuntunan-Nya di sepanjang hidup kita. Yabes dengan jelas tahu dan berdoa secara
khusus kepada yang melindunginya dari kejahatan dan sakit yaitu Tuhan. Pada
akhirnya, dengan jelas dijelaskan bahwa Tuhan mengabulkan doa tersebut.
Adalah penting juga bagi kita untuk melihat bahwa Yabes
begitu bersungguh – sungguh di dalam permohonannya kepada Tuhan : ” Dia berseru
kepada Allah Israel.” Tuhan ingin mendengar bahwa kita membutuhkan-Nya melalui
doa yang sungguh – sungguh. Yesus mengajarkan kita untuk meminta di dalam Matius 7:7-8, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”
Berikut adalah lebih jauh lagi dengan isi doa Yabes. Yabes
memohon Tuhan memberkatinya. Dalam bahasa Ibrani ’im-barek tebarakeni, arti ’im-tebarakeni adalah
menyatakan keinginan. Maka ’im-barek
tebarakeni boleh diterjemahkan “berkati
aku, berkatilah!”
Pengulangan akar kata kerja yang
sama dimaksudkan untuk menegaskan permintaan. BIS “Ya Allah, berkatilah aku. Terjemahan TB (“Kiranya Engkau memberkati berlimpah-limpah”) memberikan tekanan
pada berkat yang berlimpah-limpah.
Dengan berdoa ’im-barek tebarakeni, seolah-olah Yabes
berkata, “Tuhan berkatilah aku,
lakukanlah sekarang!”. Seakan-akan tanpa Tuhan
memberkati, Yabes tidak tahu lagi harus mengandalkan siapa. Doa Yabes tidak basa-basi. Doa basa-basi adalah di
mulut mengatakan “Tuhan berkatilah aku,” namun doa itu tidak disertai hati yang
sungguh-sungguh berharap. Bila diberkati, baik. Bila tidak, juga tidak apa-apa.
Sejujurnya orang yang berdoa cuma basa-basi tidak merasa hidupnya bergantung
pada berkat Tuhan. Ia masih bisa berharap pada sumber-sumber lain yang
kelihatan seperti kekayaan, kepintaran, posisi tinggi, kenalan orang penting,
dan seterusnya.
Tetapi Yabes tidak bisa
demikian. Tampaknya ia tidak punya pilihan lain. Diberkati Tuhan atau nasibnya
akan tetap sakit seperti diisyaratkan dari nama pemberian ibunya. Tidak ada
jalan lain selain mengandalkan Tuhan.
Ia minta Tuhan memberkatinya.
Ia berdoa untuk dirinya sendiri. Itu bukan ungkapan egoisme, tetapi ungkapan
iman yang mengandalkan Tuhan. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi
air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami
datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun
kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer. 17:7-8).
Relevansi Doa
Yabes
Begitulah Yabes memohon hidupnya diberkati dan itu menjadi
kenyataan. Di
telinga orang Israel, sungguh aneh orang bernama Yabes yang mestinya akrab
dengan sakit-sakitan namun akhirnya menjadi lebih terhormat melebihi
saudara-saudaranya. Kenyataan hidupnya paradoks dengan arti namanya.
Dan, kunci sukses Yabes adalah karena ia mempunyai doa yang berani dan Tuhan
mengabulkan doanya. Hidup Yabes berubah karena Tuhan mengabulkan doanya.
Kendati penerapan doa Yabes tidak sama persis untuk masa kini yang konteksnya
berbeda,namun secara prinsip doa Yabes tetap relevan.
Ada dua prinsip yang
melandasi doanya.
Pertama, ia mendoakan diri sendiri.
Tindakan itu tidak egois bila ada keperluannya seperti Yabes. Janji pertama
Allah kepada Abraham adalah memberkatinya, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan
memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat”
(Kej. 12:2). Maka, minta diberkati agar hidup dapat menjadi berkat sama sekali
tidak salah. Sebelum menjadi berkat, kita harus diberkati dulu.
Kedua, kesederhanaan doa Yabes (minta diberkati) tidak berarti
doa adalah perkara yang sederhana. Doa tidak pernah sederhana karena Allah,
kepada siapa Yabes berdoa, adalah “Allah Israel.” Dalam doanya, Yabes
menyapa dengan sebutan “Allah Israel,” sekaligus menggambarkan pengenalannya
akan Allah nenek moyangnya, Allah yang dapat melakukan intervensi dalam sejarah
hidup umat-Nya, Allah yang hidup dan berkuasa.
Ketika kita berdoa,
pengenalan akan Allah adalah penting. Pengenalan itu seharusnya melandasi
keyakinan kita dalam berdoa. Doa
mesti disertai iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Blog ini dibuat hanya untuk memberkati dan bukan tempat berdebat.